Rabu, 10 Jun 2009

MENCARI DIRI

pada rinduku yg kian membiru
segeralah kau buka tutup piala
tuangi aku ungu anggurmu
menjelira pada rasa
memecar pada makna
dlm satu artian rahasia
Engkau,
kalau tiba-tiba
aku jungkirbalikkan gelas & meja
dan cangkirmu jatuh terpecah,
tuangiku terus anggur berdarah
kerna kasihku mula melimpah
dan aku mabuk bergoyah
dlm dzauk yg gundah
menanggung cinta yg parah!

Ooh puisi ar-Rumi bergema lagi,
dan Syam Tibriz mula berkelilingi
mencari diri
menempa hati
di kaki Syibli di dada Junaidi

Oh Hamzah Fansuri,
aku berdiri di cermin mimpi
kulihat Engkau bertopi tinggi
dlm wajah seorang sufi
jasadku tiba-tiba mati
terpusar ruhku di pelangi
pada indah sepi
di warna budi
aku hilang diri!

; QZH

3 ulasan:

  1. Salam Puspa Cendana,

    aku suka sekali Rangkap 1 pada baris 9, 10 dan 11 dalam puisimu ini ...

    dan,

    Rangkap 3 pada baris 1 hingga 4 itu ...

    BalasPadam
  2. cendana
    puisi ini dimulai dgn kelembutan rindu yg ungu..terkejut kemudian "kalau tiba-tiba
    aku jungkirbalikkan gelas & meja
    dan cangkirmu jatuh terpecah,
    tuangiku terus anggur berdarah" agak kontras..apa gerangan yg terjadi?

    BalasPadam
  3. anda, dalam satu situasi pesta, datang dalam kenormalan yang biasa, tiba-tiba secara perlahan, meneguk arak (ampun maaf, kiasan untuk pemahaman)yang kemudian darjah alkoholnya kian meningkat kepanasan, kewarasan akal dan taakulan anda, tidak lagi dalam jagaan, anda mabuk dan terus minum menambahkan kemabukkan, tentu saja berantakan apa saja di depan. Bagai ar-Rumi, yang berpusar jam demi jam, beragitasi, hasil dari dzauk dan asyiknya yang terlalu, kerana darjah kepanasan cintanya pada Allah, mula menjalar dan menyerap, jauh ke dalam bumi hati, sehingga saperti Hallaj, terlontar dari mulutnya 'ana al-Haq', yang membawa kepada hukum bunuhnya di khalayak!

    BalasPadam