Rabu, 24 Mac 2010

Tika Waktu Berlalu....

Tika waktu berlalu..
mawar jingga pastikan layu..
kan gugur kelopak satu persatu
tiada lagi wangian tuk dihidu
walau pelangi merayu pilu
walau angin tetiba membeku....


Tika waktu berlalu...
pucuk rindu kering kekontangan
luruh sudah segala lilitan
membungkam jiwa dalam kesepian
merentang bebatuan ranjau kekusutan
kelam suram jalan kebenaran
tinggallah nyawa ..tinggallah intan..
redholah puteri kembali ke Pangkuan...
hanya kenangan kekal berpanjangan...


(buat anginretak dari p.a)

: Puspa Cendana

Suatu Waktu...

Suatu waktu...
bila gelora rasa terlalu
di kala mawar terkulai di puncak rindu
di kala pelangi tenggelam dalam sendu
pada siapakah mawar akan merayu
pada siapakah pelangi akan mengharu
pada siapakah putri akan mengadu?


Suatu waktu...
bila pungguk kehabisan lagu
jika bulan sinarnya beku
andai angin diselimuti duka
tidakkah pelangi akan tersedu
adakah mawar jingga akan layu
apakah putri ku terindu-rindu?


Suatu waktu...
adakah putri akan keluar dari lilitan
yang membungkus kelopak mawar jingga
lalu betiuplah angin kebenaran
yang menghimpit kesesatan belukar rasa...?


(dari anginretak utk p.a)

: Puspa Cendana

Bulan Biru ..

...biar badai menghempas alam

biar gelora seluruh lautan

biar kabus membungkus malam

bulan biru tidak sekali membiarkan

jinggamu suram di lautan rasa

bulan biru akan mencengkam

sampan ratu di tengah lautan

mengalun di gelombang kasih dan sayang

terbuai asyik di pelabuhan menanti...


(dari anginretak untuk p.a)

: Puspa Cendana

Mencarik Mimpi

...Di pagi yang indah ini

anganku di langit tinggi

kembali mencari jati diri...

di pentas pelangi aku menari

mengapai igau yang tak ku mengerti

tercari-cari suara pungguk berlagu sepi

memang keterasingan melilit diri

pada pepenjuru waktu yang kosong

mmendakap rindu yang tidak terbendung

aahh...begitu rupa semesta mencarik mimpi



: Puspa Cendana

PERHENTIAN

Pada perhentian ini

pungguk terkedu sendiri

Pelangi suram lagi

pungguk intai pelangi

dibalik ufuk mimpi

tercari-cari

ternanti-nanti

apakah pelangi mula menyendiri

adakah pelangi sedang mengusap sepi

atau hanya pungguk mengigau pagi...


(dari anginretak buat p.a)


: Puspa Cendana

...hanya secarik rasa..

Pada secarik rasa yang menerpa
pungguk sedikit tersedu
mawar jingga seakan mahu berhenti memalu
irama pelangi menerpa di bulan biru...


Pada pelangi
mungkin pungguk hanyalah tetamu kalbu
hadirnya sekadar angin beku
yang tak bisa berbuat sesuatu
sekadar mengalunkan lagu rindu
adilkah itu...

(dari anginretak utk p.a)

:Puspa Cendana

Khamis, 18 Mac 2010

Waktu Pertemuan Itu...

Waktu pertemuan itu
kita sebuat satu-satu ....

Waktu pertemuan itu
kita saling tunduk malu...

Waktu pertemuan itu
ada rajuk yang menghela nafasmu.

Waktu pertemuan itu
sepurnama rindu mengebu..

Waktu pertemuan itu
tasbih cinta pun berpadu..

Pada satu lafaz
dalam warkah yang tersurat..


: Puspa Cendana

Rabu, 17 Mac 2010

SIAPA?

Tidak aku peduli awan yang berlalu
mahupun angin yang mendayu,
kerna nadiku berdenyut..
tika pelangiku kau rayu,
tanpanya jiwaku kontang berdebu
tidak mungkin akan bersatu...
selagi jiwaku terkunci di ufuk waktu.

Petikan gitar mengalun merdu
membuai rasa menghangat rindu
biar terpahat di penjuru kalbu
alam semesta turut berlagu
mendung berarak, sepi berlalu
begitu aku tertunggu-tunggu..
siapa gerangan mengetuk kota hatiku...



: Puspa Cendana

KEMELUT..

Telah terlurut segala resah
menghampar di lautan yang membadai
harungi kemelut ..redahi duri merentang
pada pelangi di kaki langit...
yang rona jingganya kian berbalam...
semarak wangian terhambur seluruh alam..
biar biru bulan pun tersenyum malu
bersama sepoi angin yang merayu..
pada dekap dakap di dada malam..
lalu semilir rasa pun layu..


: Puspa Cendana

Sabtu, 13 Mac 2010

...kerna dia pemburu....

Dari desiran angin yang mendayu
kebuntuan...
kerna ketentuan yang datang menyapa..
tak bisa di hidu
bicara kelu...
longlai dan layu
dek ketentuan waktu
akan terusap tiap yang bercelaru
kerna dia pemburu...
dan pastinya pungguk terus berlagu
tapi adakah pelangi akan merindu...
dalam kefana'an..
tinta yang melebur sayap rindu
ada untaian semalu kasih di hamparan cemburu..
mengitari lingkaran waktu..
walau sayup sepi sembunyi pada rona unggu.


: Puspa Cendana

Khamis, 11 Mac 2010

Puteri Arisa Puspa Cendana...

Puteri Arisa Puspa Cendana..
dua nama satu jiwa
bagai gelak dengan ketawa
tidak terpisah walau ke mana
di pelangijingga dia bertakhta
menjunjung duli , sudi apa kiranya..

Puput bayu mencengkam rasa
duhai si anginretak belahan jiwa
mana janji, mana sumpah setia
yang kau lafaz tika bicara
juga tika pelangiku kau rayu , kau puja..
hingga terbit jambatan rindu...
terus tembus dalam kalbu...

: Puspa Cendana

PUTERIKU III

Tinta za'faran bertatah intan
Terukir indah jadi hiasan
Salam bermadah hamba ucapkan
Kalam nan sumbang pohon dimaafkan


Bulan parbani tersenyum indah
Pungguk menyanyi tinggi di awan
Terungkai Alfatihah di atas sejadah
Mampukah kita semarakkan iman


Lukisan masa tika tersemban
Jadi ingatan sepanjang zaman
Banjir di hati karam di ingatan
Usaplah perasaan di pinggiran taman


Tabir malam mengusap sepi
Senyap dan sunyi nyanyian hati
Pilu dan pedih tidak bertepi
Berselimut duka karamlah hati


Puteri bunian mengarang bunga
Untuk hiasan putra kayangan
Bicara naluri santapan bersama
Arisa umpama merak kayangan


Hiba dan rawan kusut tersimpul
Menangislah kalbu terjeruk sakan
Hamba sebilah golok yang tumpul
Tersasul laluan pohon dimaafkan.


(puisi buat arisa dari "anginretak")

PUTERIKU II

Puteri ku ini menjeruk rasa
pada selangkah duka yang datang melanda
dapat ku rasakan petaka apa yang menerpa
kiranya duka nestapa mu dapat ku hela
terpanah lebur terbongkah rasa

Puteriku
betapa terasa suramnya suria
diiringi mendung durjana yang menyekat bicara
tika sinarmu memalingkan muka
pudarlah keindahan pelangiku
tika kalammu terkunci fana
pada siapa pungguk akan berlagu

Puteriku
pastinya saatnya kan tiba jua
untuk kita leburkan kemaruk jiwa
memuntahkan lahar penyejuk rasa
agar pungguk berlagu bersulamkan mutiara
menggegar semesta dek gelodak bicara.


(khas untuk arisa oleh "anginretak")

Oh Pungguk Yang Berlagu....

Jangan pungguk berlagu pilu
bukan sengaja puteri membisu
dalam menyeka badai yang mmendesah
keterpaksaan menongkah arus resah
yang terlilit pada hati nan gundah
bolehkan puteri menyerah kalah?

Oh pungguk yang sedang berlagu
alunan merdu suaramu mengetir sukma
rayulah kau pada pelangiku
yang kau gegar pada rindunya
agar lebur kemaruk jiwa
biar libasan tinta memecah bicara..

Bila mendung merona kelabu
itu petanda gejolak rindu pelangiku terlalu
biar kukirim di angin lalu..
segala-gala resah dan segala-gala gundah...
agar pungguk tidak terus tersedu...


: Puspa Cendana

TUNGGULAH...

Mungkin hari ini tidak seceria semalam....

tunggulah....

kapan kita mencorak rasa....

akan terlebur segala duka..

tunggulah...

andai puteri ini bisa menyejuk jiwa...

pasti akan semarak semesta nuansa...

tunggulah....

: Puspa Cendana

PUTRIKU...

Putriku
Mengapa deruan angin tak seindah dulu
Purnama malam dingin membeku
Nyanyian hati pun tak semerdu dulu
Apakah embun dah mula membeku
Putriku
Dulu-dulu
Pungguk hanya pandai berlagu
Tiada gendang untuk dipalu
Pun begitu
Pungguk tetap memburu
Untuk melengkapkan irama syahdu
Juga meledakkan gelora rindu
Putriku
Palulah ia agar pungguk tidak tersedu...

(puisi buat arisa dari "anginretak")

Ahad, 7 Mac 2010

Helai Demi Helai.....

Helai demi helai daun waktu kita tinggalkan
dari dahan kehidupan..
tika itu,
benih usia di semai dalam tasik malakut...
tersimpan dalam prasa yang tetap.

Tapak demi tapak kita tinggal buat jejak..
dari benak terhampar jadi memori..
andai ada penjejak waktu
menitip nostalgia pada rona-rona kehidupan di depan...
pasti bertunas kembali daun-daun baru yang hilang.

Hingga semesta bergulung...
pada tiupan seruliling Agong
maka...
terhentilah helai-helai daunan itu.


: Puspa Cendana

Khamis, 4 Mac 2010

Alam Yang Masih Bergetar

Tika ini..hati penuh marah
tika ini.. hati penuh benci
tika ini.. hati penuh dendam
kenapa?
di penjuru masa sana
ada bicara menikam belakang
hingga..tembus ke dada..
tusukan berbisa yang lukanya..
tidak berdarah..

Bila roda alam berputar
mungkin terhakis segala kudis
namun hitamnya lumpur menyalut masa..
tidak bisa mencorak jernih
apa yang terurai tika alam bergetar....


: Puspa Cendana

Rabu, 3 Mac 2010

PENTAS INI

Pentas kehidupan
yang kita teroka lamannya
yang kita selusuri lembah dan lurahnya
yang kita harungi badai kencananya
yang kita usung segala pahit maungnya
yang terkadang ..
kedukaan membawa seribu rahmat
mengalir segala nikmat...


Pentas ini
kita jelejah bersama
kita tebas segala belantara
kita carik bumiNya
kita junjung langitNya
ada kita syukur padaNya?
megahnya kita ..
hingga mata kanan tidak nampak mata kiri
batu pun di sepak angkuh...


: Puspa Cendana

BAYANGAN

Semilir bayu yg meresah kalbu
pada keping-keping dosa
menongkah deras arus kehidupan
meniti pada lorong pembohongan
menujah kesan-kesan kelukaan
tersemat kemas di perdu sukma..
yang penuh kebosanan..
kapan segala memori kan padam..
bebayang hitam tetap mengekori
ke setiap inci...
langkah kaki..


: Puspa Cendana

Selasa, 2 Mac 2010

Jangan Kau Bisu Dan Kaku....

Jangan kau bisu dan kaku
bikin aku keliru
bikin aku gundah terlalu
bikin aku resah tidak menentu..

Jangan kau bisu dan kaku
andai aku rindumu
andai aku kasihmu
andai aku cintamu...
mengapa membiar aku ..
menunggumu dalam dunggu..


: Puspa Cendana

Isnin, 1 Mac 2010

TIKA BULAN MENGAMBANG

Bulan mengambang pungguk menari
hati nan rawan sukar di ubati
berkeluh kesah ke sana ke mari
bergolak golek ..menghempas diri
mencari bayangan sendiri...
di balik maya ini..

Tika rangbulan terang berseri
jiwa menguncup kembali bersemi
menadah hangat kasih yang diuji
membelah badai ..
menelusuri liku berduri..
tiada keringnya gerimis di hati..

Mawar jingga empunya diri
bergetar mewangi andai di dekati
sentiasa bertabir di balik cerminan
biar tingkah lenggoknya bukan mainan...


: Puspa Cendana

HARI INI..

Hari ini,
Kau lanjutkan lagi nyawaku
hingga aku bisa bergerak..
ke sana..ke mari...
mencari sesuap nasi...

Hari ini,
menginjak naik setangga usia
melangkaui batas abad
yang aku mahu selamanya..
jika aku bisa menongkat langit..?
mengapa tidak?

Hari ini,
nyawa yang melewati senja
bagai melabuh tabirnya
aku masih begini...
masih perlu dipimpini..

Hari ini,
rinduku belum terhenti
walau sepi sering meladini
di kota hati yang terkunci...
biar ia perlahan...
bertaut kembali..


: Puspa Cendana