Selembar rindu yang ku hampar
menjadi hamparan untukmu...
menjejak kasihku...
hingga ke perdu syahdu...
lalu..kau semai di kiri kanan..
benih-benih cinta..
bagai kudup kembang pagi
menyebar wangian
ke penjuru semesta...
Di ufuk waktu lambaian rindumu
menusuk kalbu...
aku jadi terharu...
ketika aku dalam kebuntuan..
kau menghulur salam...tanda ikhsan..
bagaimana harus aku katakan?
sedang badai ..menghempas karam hati..
berkecai menjadi pepasir...
yang mendap di dasar lautan...
nan dalam...
:PA
bertanya tuhan
BalasPadam&
terimalah dia seadanya
membaca puisimu selalu
BalasPadamBuah-Khuldi
BalasPadamAku telahpun membeli perasaan yang remeh temeh,
dan itu telah memujuk perasaanku akan kehilangan PUSPA CENDANA
terang sudah dompetku,
dan hatiku juga terang;
dan akhirnya Aku tahu yang awan awan akan
berarak semakin dekat untuk kepalsuan yang cerah
O engkau pepasir yang mendap di dasar lautan nan dalam,
beringatlah yang engkau tidak lagi melihat cahaya tetapi
Itu yang mana adalah api yang hebat akan membakar
kamu dari debu menjadi abu !
salam puspa,
BalasPadamRindu itu anugerah-Nya
pandai-pandailah kita
menerimanya