Kelmarin,
ada bunga yang kita hidu bersama
mengelus kelopak seloka..
menyebar wangi..
ke angkasa,
dengan senyum dan tawa..
Kelmarin,
ada jemari kita bersulaman
pada jalanan panjang..
di taman-taman
penghidupan..
menghirup bahagia,
serata dunia..
Kelmarin,
ada rindu yang kita gubah
bersama dari bebatuan kasih..
yang kemilau,
kita ukir dan larik dengan setia..
ke seluruh semesta..
Hari ini,
aku tiba-tiba..sendiri..!!!
di jengah sepi,
menahan pilu di hati
menadah air mata..
yang hangatnya,
kau tahu..
pedihnya ..kau rasa...
Kerna darah
rindumu
tidak se unggu..
dulu !
:dari dia yang mengetuk kamar hati >pc<
bukan. bukan
BalasPadamrindu itu tak seungu dulu. bukan.
kalau kau mengerti dalam kejauhan ini
ada pelangi yang kukirimkan padamu
dalam senjamu yang menjingga ku mengerti
suatu waktu
ada tikanya
kita kan bersua
umpama kelmarin
mengelus kelopak seloka
menyebar wangi ke angkasa...pasti
aku menunggu desir semilir angin
BalasPadamyang merentas samudera membelah angkasa
tika menatap senja jingga yang kian menyala
sayup di ujung benua terdengar bisikan
menghembus hangat rindu yang kian kelabu
dengan serakan kelopak seloka yang masih
kuhidu wangiannya di seluruh semesta...
engkaukah itu?...yang ku tunggu saban waktu?
engkaukah itu?..yang setia mengenggam pelangi untukku?...
Salam Puspa Cendana,
BalasPadam"siapa gerangan 'dia yang mengetuk kamar hati' mu itu PC ? - moga warna ungu itu berganti biru yang tulen".